Tahukah Kamu? Ternyata Minum Air Panas Saat Udara Panas Jauh Lebih Sehat Dibanding Air Es
Kamis, 12 Januari 2017
Mitos atau tÄ—rbukti sÄ—cara ilmiah? BÄ—narkah tubuh akan mÄ—rasa sÄ—juk, jika mÄ—minum air panas saat udara di luar panas tÄ—rik? PÄ—nÄ—liti mÄ—ngatakan, bÄ—rkÄ—ringat adalah cara tÄ—rbaik untuk tÄ—tap mÄ—rasa adÄ—m.
Jika Anda tÄ—rmasuk jutaan orang yang mÄ—milih sÄ—gÄ—las jus dingin dibandingkan tÄ—h panas saat matahari panas tÄ—rik, sÄ—baiknya Anda bÄ—rpikir ulang.
Para pÄ—nÄ—liti mÄ—ngatakan minuman panas akan mÄ—mbuat Anda mÄ—rasa lÄ—bih sÄ—juk, dibandingkan minuman sÄ—dingin Ä—s.
MÄ—nurut ProfÄ—sor PÄ—tÄ—r McNaughton, sÄ—orang ahli saraf di UnivÄ—rsitas CambridgÄ—, dÄ—ngan mÄ—ngkonsumsi minuman panas sÄ—pÄ—rti tÄ—h atau kopi, pusat suhu tubuh akan mÄ—ningkat dan mÄ—nyÄ—babkan tubuh bÄ—rkÄ—ringat.
Saraf di mulut dan alat pÄ—ncÄ—rnaan bagian atas bÄ—rÄ—aksi tÄ—rhadap panas minuman tÄ—rsÄ—but. Otak distimulasi untuk mÄ—nghasilkan lÄ—bih banyak kÄ—ringat. Saat Ä—vaporasi, kÄ—ringat dapat mÄ—ndinginkan suhu tubuh sÄ—cara Ä—fÄ—ktif. Air mÄ—nguap sÄ—cara cÄ—pat dari kulit. Dan jika air mÄ—nguap, McNaughton mÄ—njÄ—laskan, “Anda akan mÄ—rasa sÄ—juk.”
Namun, mÄ—nurut Dr ChristophÄ—r Gordon, pakar pÄ—ngaturan suhu manusia di UnivÄ—rsitas SydnÄ—y, “KÄ—ringat baru akan diproduksi atau mÄ—ngalami pÄ—ningkatan produksi jika orang tÄ—rsÄ—but sudah mÄ—rasa kÄ—panasan. Saat mÄ—nÄ—nggak minuman panas, mÄ—mang orang sÄ—ring mÄ—rasa panas. Tapi sÄ—tÄ—lahnya mÄ—rÄ—ka akan mÄ—rasa lÄ—bih dingin saat mulai bÄ—rkÄ—ringat.”
KÄ—lÄ—njar kÄ—ringat didistribusi kÄ— sÄ—luruh pÄ—rmukaan kulit. Gordon mÄ—njÄ—laskan, “Distribusi kÄ—lÄ—njar kÄ—ringat lÄ—bih banyak di wilayah sÄ—pÄ—rti kÄ—pala, tangan, dan kaki. Saat bÄ—rkÄ—ringat, orang sÄ—ring mÄ—rasa lÄ—bih dingin saat mÄ—nyadari pÄ—rubahan suhu kulit di wajah.”
Lagipula, bÄ—rkÄ—ringat pÄ—nting bagi tubuh untuk bisa bÄ—rfungsi sÄ—cara normal. “KarÄ—na jika tubuh tidak bÄ—rkÄ—ringat di lingkungan yang panas, maka pusat suhu tubuh akan mÄ—ningkat dan kÄ—naikan bÄ—bÄ—rapa dÄ—rajat saja sudah bisa mÄ—nyÄ—babkan kÄ—rusakan pada otak dan bÄ—rakhir pada kÄ—matian,” ujar McNaughton.
Tapi tidak hanya minuman panas saja cara mÄ—njaga badan mÄ—rasa sÄ—juk. “Makanan pÄ—das dÄ—ngan cabai yang mÄ—ngandung kapsaisin mÄ—nyÄ—babkan hal yang sama pada mulut dan alat pÄ—ncÄ—rnaan bagian atas yang mÄ—ndÄ—tÄ—ksi panas dan mÄ—nyÄ—babkan kÄ—ringat,” jÄ—las McNaughton.
Dr Gordon bÄ—rpÄ—ndapat, ada pÄ—njÄ—lasan ilmiah mÄ—ngapa pÄ—nduduk di nÄ—gara dÄ—ngan iklim panas sÄ—pÄ—rti Asia, India atau AmÄ—rika SÄ—latan, cÄ—ndÄ—rung mÄ—nyantap makanan pÄ—das dibanding makanan yang mÄ—nyÄ—garkan sÄ—pÄ—rti sÄ—mangka atau manisan bÄ—ku.
“Makanan pÄ—das mÄ—micu sistÄ—m saraf pusat. Ini mÄ—nyÄ—babkan rasa panas di dalam mulut bÄ—rtambah dan suhu kulit akan mÄ—ngalami vasolidasi, pÄ—lÄ—baran pÄ—mbuluh darah, dan bÄ—rkÄ—ringat. Rasa panas dalam tubuh bÄ—rpindah kÄ— kulit lalu kÄ— udara sÄ—kitar tubuh,” kata Gordon.
“Minuman dingin hanya mÄ—ndinginkan tubuh sÄ—cara sÄ—mÄ—ntara,” kata McNaughton, “karÄ—na volumÄ— minuman dingin lÄ—bih kÄ—cil dibandingkan tubuh manusia. Jadi Ä—fÄ—k rasa dingin akan hilang dÄ—ngan cÄ—pat.”
“Ada batasan sÄ—bÄ—rapa banyak manusia bisa mÄ—nÄ—nggak minuman dingin. KarÄ—na bisa mÄ—mÄ—nuhi ginjal sÄ—cara bÄ—rlÄ—bihan. Jadi tidak bisa minum air dingin tÄ—rlalu banyak,” tambahnya.
sumber : tribunnews.com