Rasulullah SAW Melarang Kebiasaan Minta Oleh-Oleh Orang yang Berpergian. Ini Azab Pedihnya.
Kamis, 04 Juli 2019
Rasulullah SAW Melarang Kebiasaan Minta Oleh-Oleh Orang yang Berpergian. Ini Azab Pedihnya.
Meminta sang-oleh pada teman, saudara atau kerabat yang bepergian. Hal ini mungkin sudah sebagai budaya dan mendarah daging. Hingga tidak bisa dibedakan apakah hal ini sahih atau galat.
Mendapatkan cendramata atau sekedar kuliner ringan berdasarkan orang yg perjalanan nir sanggup dipungkiri memang sebagai kesenangan tersendiri. Karena seringnya melakukan ini, kita menganggap bahwa meminta sang-oleh adalah hal yg wajar dan biasa saja.
Tetapi tahukah anda bahwa tindakan ini adalah kesalahan yg sudah seharusnya dihentikan? Tidak hanya menurut segi sosial saja, ternyata meminta oleh-oleh berdasarkan teman yang berpergian juga dilarang sang Rasulullah SAW. Apa sebab?
Baca Juga : Berhati-hatilah : Setan Bisa Bertambah Kuat apabila Mendengar Ucapan Ini
Perasaan kesal karena teman atau kerabat yg sibuk minta oleh-sang waktu akan bepergian mungkin pernah kita alami. Bukannya mendoakan bepergian kita agar selamat & lancar, mereka justru tidak berhenti mengingatkan agar membawa oleh-oleh yang disenangi.
Tindakan ini sama halnya menggunakan tindakan meminta-minta kepada sesama manusia. Rasulullah SAW melarang seorang muslim buat meminta-minta kepada orang lain, kecuali terdapat kebutuhan yg mendesak. Hal tadi dikarenakan meminta-minta itu adalah perbuatan yang menghinakan diri sendiri kepada insan lainnya. Selain itu, kebiasaan ini jua menerangkan adanya kesamaan kepada global & harapan buat memperbanyak harta.
Rasulullah mengabarkan bahwa barangsiapa yang melakukan perbuatan meminta-minta ini maka beliau akan datang pada hari kiamat dalam keadaan nir terdapat sepotong dagingpun yang melekat di wajahnya.
Rasulullah SAW bersabda:
“Terus-menerus seorang itu suka meminta-minta kepada orang lain sampai pada hari kiamat beliau datang pada keadaan pada wajahnya nir ada sepotong dagingpun,” (HR. Al-Bukhari no. 1474 & Muslim no. 1725).
Hal tersebut menjadi balasan yg setimpal bagi orang-orang yg kurang rasa memalukan buat meminta-minta kepada semasa makhluk lainya, termasuk pada dalamnya meminta sang-oleh. Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya harta ini adalah enak & manis. Maka siapa yang menerimanya dengan hati yang baik, niscaya beliau akan mendapat berkahnya. Tetapi, siapa yg menerimanya menggunakan nafsu serakah, maka beliau tidak akan mendapat berkahnya, dia bagaikan orang yang makan namun nir pernah merasa kenyang. Dan tangan pada atas lebih baik daripada tangan pada bawah,” (HR. Al-Bukhari no. 1472 dan Muslim no. 1717).
Ketika kita meminta oleh-sang itu sama adalah kita telah membebaninya menggunakan titipan dan jujur. Padahal sebenannya hal ini nir diperbolehkan lantaran belum tentu orang tersebut bisa pulang menggunakan selamat & menjalankan amanahnya. Seharusnya kita meringankan perjalanan mereka, bukan malah mempersulit dengan meminta sang-oleh.
Baca Juga : Naudzubillah, Inilah Orang Yang Paling Berat Siksanya Di Hari Kiamat.
Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi Saw bersabda,”Berpergian (safar) itu merupakan sebagian dari siksa. Ia menghalangi seorang dari makan, minum & tidurnya. Maka bila seseorang telah selesai dari urusannya hendaklah beliau segera pulang ke keluarganya,” (HR Bukhari & Muslim).
“Dikatakan bagian menurut azab, karena safar akan meninggalkan segala yang dicintai,” (Fathul Bari, Ibnu Hajar).
Bisa jadi yang dimaksud dicintai ini adalah keluarga yang dia cintai, rumah yg nyaman, ibadah yg teratur, dan lain-lain. Itulah penyebabnya kita wajib berfikir ulang apabila ingin meminta sang-oleh kepada orang yang berpergian.
Untuk orang yang berpergian, jika ada saudara atau sahabat yang meminta sang-sang, jika terdapat kelebihan rezeki maka berilah mereka sedikit buah tangan supaya dilipatgandakan rezekinya oleh Allah SWT. Tetapi bila nir mampu, lebih baik jujur saja pada mereka untuk menolaknya.
Jika terdapat saudara yang berpergian, lebih baik kita yg ditinggalkan mendoakan mereka agar selamat sampai balik . Tetapi, apabila diberi sang-oleh bersyukurlah atas rezeki tersebut. Jangan sekali-kali memintanya pada mereka, karena hal tersebut justru dapat membebani perjalananya. Semoga kita selalu sebagai hamba Allah yg bersyukur atas segala nikmat.
Meminta sang-oleh pada teman, saudara atau kerabat yang bepergian. Hal ini mungkin sudah sebagai budaya dan mendarah daging. Hingga tidak bisa dibedakan apakah hal ini sahih atau galat.
Mendapatkan cendramata atau sekedar kuliner ringan berdasarkan orang yg perjalanan nir sanggup dipungkiri memang sebagai kesenangan tersendiri. Karena seringnya melakukan ini, kita menganggap bahwa meminta sang-oleh adalah hal yg wajar dan biasa saja.
Tetapi tahukah anda bahwa tindakan ini adalah kesalahan yg sudah seharusnya dihentikan? Tidak hanya menurut segi sosial saja, ternyata meminta oleh-oleh berdasarkan teman yang berpergian juga dilarang sang Rasulullah SAW. Apa sebab?
Baca Juga : Berhati-hatilah : Setan Bisa Bertambah Kuat apabila Mendengar Ucapan Ini
Perasaan kesal karena teman atau kerabat yg sibuk minta oleh-sang waktu akan bepergian mungkin pernah kita alami. Bukannya mendoakan bepergian kita agar selamat & lancar, mereka justru tidak berhenti mengingatkan agar membawa oleh-oleh yang disenangi.
Tindakan ini sama halnya menggunakan tindakan meminta-minta kepada sesama manusia. Rasulullah SAW melarang seorang muslim buat meminta-minta kepada orang lain, kecuali terdapat kebutuhan yg mendesak. Hal tadi dikarenakan meminta-minta itu adalah perbuatan yang menghinakan diri sendiri kepada insan lainnya. Selain itu, kebiasaan ini jua menerangkan adanya kesamaan kepada global & harapan buat memperbanyak harta.
Rasulullah mengabarkan bahwa barangsiapa yang melakukan perbuatan meminta-minta ini maka beliau akan datang pada hari kiamat dalam keadaan nir terdapat sepotong dagingpun yang melekat di wajahnya.
Rasulullah SAW bersabda:
“Terus-menerus seorang itu suka meminta-minta kepada orang lain sampai pada hari kiamat beliau datang pada keadaan pada wajahnya nir ada sepotong dagingpun,” (HR. Al-Bukhari no. 1474 & Muslim no. 1725).
Hal tersebut menjadi balasan yg setimpal bagi orang-orang yg kurang rasa memalukan buat meminta-minta kepada semasa makhluk lainya, termasuk pada dalamnya meminta sang-oleh. Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya harta ini adalah enak & manis. Maka siapa yang menerimanya dengan hati yang baik, niscaya beliau akan mendapat berkahnya. Tetapi, siapa yg menerimanya menggunakan nafsu serakah, maka beliau tidak akan mendapat berkahnya, dia bagaikan orang yang makan namun nir pernah merasa kenyang. Dan tangan pada atas lebih baik daripada tangan pada bawah,” (HR. Al-Bukhari no. 1472 dan Muslim no. 1717).
Ketika kita meminta oleh-sang itu sama adalah kita telah membebaninya menggunakan titipan dan jujur. Padahal sebenannya hal ini nir diperbolehkan lantaran belum tentu orang tersebut bisa pulang menggunakan selamat & menjalankan amanahnya. Seharusnya kita meringankan perjalanan mereka, bukan malah mempersulit dengan meminta sang-oleh.
Baca Juga : Naudzubillah, Inilah Orang Yang Paling Berat Siksanya Di Hari Kiamat.
Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi Saw bersabda,”Berpergian (safar) itu merupakan sebagian dari siksa. Ia menghalangi seorang dari makan, minum & tidurnya. Maka bila seseorang telah selesai dari urusannya hendaklah beliau segera pulang ke keluarganya,” (HR Bukhari & Muslim).
“Dikatakan bagian menurut azab, karena safar akan meninggalkan segala yang dicintai,” (Fathul Bari, Ibnu Hajar).
Bisa jadi yang dimaksud dicintai ini adalah keluarga yang dia cintai, rumah yg nyaman, ibadah yg teratur, dan lain-lain. Itulah penyebabnya kita wajib berfikir ulang apabila ingin meminta sang-oleh kepada orang yang berpergian.
Untuk orang yang berpergian, jika ada saudara atau sahabat yang meminta sang-sang, jika terdapat kelebihan rezeki maka berilah mereka sedikit buah tangan supaya dilipatgandakan rezekinya oleh Allah SWT. Tetapi bila nir mampu, lebih baik jujur saja pada mereka untuk menolaknya.
Jika terdapat saudara yang berpergian, lebih baik kita yg ditinggalkan mendoakan mereka agar selamat sampai balik . Tetapi, apabila diberi sang-oleh bersyukurlah atas rezeki tersebut. Jangan sekali-kali memintanya pada mereka, karena hal tersebut justru dapat membebani perjalananya. Semoga kita selalu sebagai hamba Allah yg bersyukur atas segala nikmat.