Bahaya Merokok, Jari-Jari Tangan, Kaki, dan Pembuluh Darah Menghitam
Rabu, 03 Oktober 2018
Dihadapan saya datang seorang laki-laki berusia 31 tahun. Dia berjalan tertatih-tatih didampingi istrinya. Kakinya saya lihat sudah diperban.
SpJP: Selamat pagi pak, ada keluhan apa ya?
Pasien: Ini dok, kaki ujung-ujung saya menghitam.
SpJP: Oh ya, yang mana pak, bisa tolong ditunjukkan?
Pasien: Keduanya dok (seraya perlahan membuka perban yang membalut kaki kanannya).
SpJP: Sudah berapa lama keluhan menghitamnya?
Pasien: Sudah ada seminggu ini dok. (Kini sebelah kakinya sudah terbuka, dan tampaklah ujung-ujung kaki kanannya sudah berwarna hitam, bernanah dan membusuk).
SpJP: Bapak merokok ya?
Pasien: Iya dok.
(Kemungkinan sakit seperti ini biasanya akibat terbentuknya gumpalan darah atau proses peradangan pembuluh darah yang mengakibatkan sumbatan pembuluh arteri ke daerah kaki. Kedua hal tersebut, diusia yang masih muda, paling sering diakibatkan oleh kebiasaan merokok)
SpJP: Sudah berapa lama?
Pasien: Sudah dari SD dok. (Berarti beliau sudah merokok sekitar 20 tahun).
SpJP: Sehari berapa bungkus?
Pasien: 1, kadang 2 bungkus.
SpJP: Sudah berapa lama kakinya terasa sakit?
Pasien: Sudah agak lama dok, ada sekitar setahun ini.
SpJP: Apakah sebelumnya nyeri tambah parah ketika dibawa berjalan?
Pasien: Iya ketika jalan sedikit kaki terasa nyeri. Dulu saat udara dingin juga kaki terasa nyeri, tapi semakin kesini sakitnya semakin parah, lagi istirahat juga nyeri dan nyerinya tidak tertahankan.
SpJP: Sudah berobat ke mana pak? (Dibagian atas ujung kakinya yang membusuk saya lihat ada luka, seperti bekas ditusuk sesuatu)
Pasien: Dulu awalnya udah berobat ke dokter tapi nyerinya tidak kunjung hilang, akhirnya belakangan ke alternatif dok, katanya tersumbat karena ada darah kotor. Jadi darahnya harus dikeluarkan.
SpJP: Apa membantu?
Pasien: Tidak juga dok. Malahan semakin sakitnya semakin parah.
SpJP: Bentar ya saya pak saya periksa dulu. (Saat diraba pembuluh darah arteri dari lutut ke bawah sulit teraba, ketika dilakukan Allen test untuk mengetahui apalah pembuluh darah di tangan masih baik, tampak tangan tetap pucat setelah pembuluh darah arteri ke tangan dilepas.
Artinya aliran darah ke tangan juga tidak lancar) Pak ini sepertinya ada sumbatan di pembuluh darah ke kaki bapak. Bisa karena gumpalan darah atau karena ada proses peradangan pembuluh darah.
Saya lebih berpikir karena ada proses peradangan. Kemungkinan besar terjadi karena kebiasaan merokok yang bapak miliki. Karena sudah terjadi kematian jaringan dan infeksi, bapak harus dirawat ya.
Nanti saya konsulkan ke bagian bedah apakah masih mungkin diselamatkan atau tidak jari-jarinya. (Melihat kondisi kakinya kemungkinan besar sudah tidak bisa)
Pasien kemudian dirawat. Pemeriksaan lanjutan yang dilakukan tidak menemukan adanya bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh diabetes, penyakit autoimun atau kelainan darah.
Jadi kemungkinan besar sakit pasien ini memang diakibatkan oleh penyakit Buerger. Sebuah penyakit yang menimbulkan peradangan kronis pembuluh darah dan secara ekslusif hanya terjadi pada perokok.
Setelah dikonsulkan bedah, jari-jari kaki yang membusuk tidak bisa diselamatkan dan harus di amputasi.
Setelah lukanya sembuh dan membaik, pasien diijinkan pulang dengan peringatan keras bahwa penyakitnya tidak bisa disembuhkan. Untuk mencegahnya hal yang sama terjadi di jari-jari tangan pasien jangan merokok lagi.
Lama tidak terdengar. Sekitar 6 bulan kemudian pasien kembali datang. Kini, jari-jari tangan nya lah yang menghitam dan membusuk.
Kemudian saya tanya:
“Bapak merokok lagi ya?”
Iya dok. (Sambil tersenyum malu, tidak lama setelah itu tangannya yang menghitam dan membusuk terpaksa harus diamputasi lagi.)
Tapi penderitaan sang bapak ternyata tidak berhenti sampai disitu. Kerusakan syaraf yang kemudian terjadi menimbulkan rasa nyeri yang tidak tertahankan sehingga sang bapak harus rutin mengkonsumsi obat pengurang rasa nyeri.
***
Anda merasa cerita diatas berlebihan dan mustahil terjadi? Cerita diatas memang fiksi, tapi kasus seperti ini sudah sering terjadi. Silahkan anda dengar langsung dari penderita Buerger Disease di tautan berikut:
***
Penyakit Buerger, adalah penyakit khusus perokok. Penyakit ini mengakibatkan peradangan pembuluh darah yang mengakitkan tersumbatnya aliran darah, memicu terjadinya trombosis (gumpalan darah) dan akhirnya menimbulkan kerusakan anggota gerak yang seringkali harus di amputasi.
Penyakit ini ditemukan tahun 1908 dan hingga kini belum ada obatnya. Berhenti merokok merupakan satu-satunya cara yang terbukti efektif meredam berlanjutnya penyakit ini.
Walau demikian, banyak diantara perokok yang terdiagnosis penyakit ini ternyata kesulitan berhenti merokok.
Sifat adiktif nikotin yang terkandung didalam rokok merupakan sesuatu yang sudah terbukti secara ilmiah.
Perusahaan rokok sudah mengetahui hal ini namun memutuskan untuk tidak mengumumkan hal tersebut.
Mereka justru berusaha meningkatkan kadarnya agar produk yang mereka jual semakin menyebabkan ketergantungan. Hal ini juga terungkap pada ligitasi panjang terhadap perusahaan rokok di Amerika.
Agar produknya laku, perusahaan rokok menjual produknya ke anak-anak sehingga mereka kecanduan rokok dari kecil. Modus seperti ini terungkap di proses ligitasi terhadap perusahaan rokok dulu.
Hal yang sama kini terjadi pula di Indonesia. Jutaan anak-anak disodori rokok, kecanduan, dan kemudian banyak diantaranya menjadi pesakitan saat dewasa.
Pemerintah harus hadir melindungi rakyatnya dari bahaya rokok. Naikkan pajak dan cukai rokok 3x lipat, maka jumlah perokok akan turun hingga 1/2 nya.
Penjualan rokok pasti turun tapi penghasilan pemerintah dari rokok dijamin akan naik hingga 2x lipat. Ini sudah terbukti di banyak negara. Karena itulah mayoritas negara di Dunia sudah menandatangani FCTC.
Pemasukan hingga 2x lipat atau 160 Trilyun setahun saya rasa cukup untuk menciptakan lapangan kerja baru untuk para buruh, petani, atau pedagang rokok.
Bahkan lebih dari itu, uang sebesar itu cukup untuk memperbaiki Layanan Kesehatan di Indonesia yang masih carut marut.
Sumber: infogunamasakini
SpJP: Selamat pagi pak, ada keluhan apa ya?
Pasien: Ini dok, kaki ujung-ujung saya menghitam.
SpJP: Oh ya, yang mana pak, bisa tolong ditunjukkan?
Pasien: Keduanya dok (seraya perlahan membuka perban yang membalut kaki kanannya).
SpJP: Sudah berapa lama keluhan menghitamnya?
Pasien: Sudah ada seminggu ini dok. (Kini sebelah kakinya sudah terbuka, dan tampaklah ujung-ujung kaki kanannya sudah berwarna hitam, bernanah dan membusuk).
SpJP: Bapak merokok ya?
Pasien: Iya dok.
(Kemungkinan sakit seperti ini biasanya akibat terbentuknya gumpalan darah atau proses peradangan pembuluh darah yang mengakibatkan sumbatan pembuluh arteri ke daerah kaki. Kedua hal tersebut, diusia yang masih muda, paling sering diakibatkan oleh kebiasaan merokok)
SpJP: Sudah berapa lama?
Pasien: Sudah dari SD dok. (Berarti beliau sudah merokok sekitar 20 tahun).
SpJP: Sehari berapa bungkus?
Pasien: 1, kadang 2 bungkus.
SpJP: Sudah berapa lama kakinya terasa sakit?
Pasien: Sudah agak lama dok, ada sekitar setahun ini.
SpJP: Apakah sebelumnya nyeri tambah parah ketika dibawa berjalan?
Pasien: Iya ketika jalan sedikit kaki terasa nyeri. Dulu saat udara dingin juga kaki terasa nyeri, tapi semakin kesini sakitnya semakin parah, lagi istirahat juga nyeri dan nyerinya tidak tertahankan.
SpJP: Sudah berobat ke mana pak? (Dibagian atas ujung kakinya yang membusuk saya lihat ada luka, seperti bekas ditusuk sesuatu)
Pasien: Dulu awalnya udah berobat ke dokter tapi nyerinya tidak kunjung hilang, akhirnya belakangan ke alternatif dok, katanya tersumbat karena ada darah kotor. Jadi darahnya harus dikeluarkan.
SpJP: Apa membantu?
Pasien: Tidak juga dok. Malahan semakin sakitnya semakin parah.
SpJP: Bentar ya saya pak saya periksa dulu. (Saat diraba pembuluh darah arteri dari lutut ke bawah sulit teraba, ketika dilakukan Allen test untuk mengetahui apalah pembuluh darah di tangan masih baik, tampak tangan tetap pucat setelah pembuluh darah arteri ke tangan dilepas.
Artinya aliran darah ke tangan juga tidak lancar) Pak ini sepertinya ada sumbatan di pembuluh darah ke kaki bapak. Bisa karena gumpalan darah atau karena ada proses peradangan pembuluh darah.
Saya lebih berpikir karena ada proses peradangan. Kemungkinan besar terjadi karena kebiasaan merokok yang bapak miliki. Karena sudah terjadi kematian jaringan dan infeksi, bapak harus dirawat ya.
Nanti saya konsulkan ke bagian bedah apakah masih mungkin diselamatkan atau tidak jari-jarinya. (Melihat kondisi kakinya kemungkinan besar sudah tidak bisa)
Pasien kemudian dirawat. Pemeriksaan lanjutan yang dilakukan tidak menemukan adanya bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh diabetes, penyakit autoimun atau kelainan darah.
Jadi kemungkinan besar sakit pasien ini memang diakibatkan oleh penyakit Buerger. Sebuah penyakit yang menimbulkan peradangan kronis pembuluh darah dan secara ekslusif hanya terjadi pada perokok.
Setelah dikonsulkan bedah, jari-jari kaki yang membusuk tidak bisa diselamatkan dan harus di amputasi.
Setelah lukanya sembuh dan membaik, pasien diijinkan pulang dengan peringatan keras bahwa penyakitnya tidak bisa disembuhkan. Untuk mencegahnya hal yang sama terjadi di jari-jari tangan pasien jangan merokok lagi.
Lama tidak terdengar. Sekitar 6 bulan kemudian pasien kembali datang. Kini, jari-jari tangan nya lah yang menghitam dan membusuk.
Kemudian saya tanya:
“Bapak merokok lagi ya?”
Iya dok. (Sambil tersenyum malu, tidak lama setelah itu tangannya yang menghitam dan membusuk terpaksa harus diamputasi lagi.)
Tapi penderitaan sang bapak ternyata tidak berhenti sampai disitu. Kerusakan syaraf yang kemudian terjadi menimbulkan rasa nyeri yang tidak tertahankan sehingga sang bapak harus rutin mengkonsumsi obat pengurang rasa nyeri.
***
Anda merasa cerita diatas berlebihan dan mustahil terjadi? Cerita diatas memang fiksi, tapi kasus seperti ini sudah sering terjadi. Silahkan anda dengar langsung dari penderita Buerger Disease di tautan berikut:
***
Penyakit Buerger, adalah penyakit khusus perokok. Penyakit ini mengakibatkan peradangan pembuluh darah yang mengakitkan tersumbatnya aliran darah, memicu terjadinya trombosis (gumpalan darah) dan akhirnya menimbulkan kerusakan anggota gerak yang seringkali harus di amputasi.
Penyakit ini ditemukan tahun 1908 dan hingga kini belum ada obatnya. Berhenti merokok merupakan satu-satunya cara yang terbukti efektif meredam berlanjutnya penyakit ini.
Walau demikian, banyak diantara perokok yang terdiagnosis penyakit ini ternyata kesulitan berhenti merokok.
Sifat adiktif nikotin yang terkandung didalam rokok merupakan sesuatu yang sudah terbukti secara ilmiah.
Perusahaan rokok sudah mengetahui hal ini namun memutuskan untuk tidak mengumumkan hal tersebut.
Mereka justru berusaha meningkatkan kadarnya agar produk yang mereka jual semakin menyebabkan ketergantungan. Hal ini juga terungkap pada ligitasi panjang terhadap perusahaan rokok di Amerika.
Agar produknya laku, perusahaan rokok menjual produknya ke anak-anak sehingga mereka kecanduan rokok dari kecil. Modus seperti ini terungkap di proses ligitasi terhadap perusahaan rokok dulu.
Hal yang sama kini terjadi pula di Indonesia. Jutaan anak-anak disodori rokok, kecanduan, dan kemudian banyak diantaranya menjadi pesakitan saat dewasa.
Pemerintah harus hadir melindungi rakyatnya dari bahaya rokok. Naikkan pajak dan cukai rokok 3x lipat, maka jumlah perokok akan turun hingga 1/2 nya.
Penjualan rokok pasti turun tapi penghasilan pemerintah dari rokok dijamin akan naik hingga 2x lipat. Ini sudah terbukti di banyak negara. Karena itulah mayoritas negara di Dunia sudah menandatangani FCTC.
Pemasukan hingga 2x lipat atau 160 Trilyun setahun saya rasa cukup untuk menciptakan lapangan kerja baru untuk para buruh, petani, atau pedagang rokok.
Bahkan lebih dari itu, uang sebesar itu cukup untuk memperbaiki Layanan Kesehatan di Indonesia yang masih carut marut.
Sumber: infogunamasakini