Semua yang perlu kamu tahu mengenai kanker serviks
Selasa, 07 November 2017
JAKARTA, Indonesia - Aktris Julia Perez akhirnya menghembuskan nafas terakhir setelah bergulat selama hampir tiga tahun menghadapi penyakit kanker mulut rahim (serviks). Julia bukan perempuan Indonesia pertama yang akhirnya menyerah ketika kanker sudah mulai menggerogoti organ tubuh lainnya. Apalagi dokter mendiagnosa jika kanker yang dialami Jupe sudah memasuki stadium empat.
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia menjadi negara dengan jumlah penderita kanker mulut rahim atau serviks tertinggi di dunia. Setiap hari ada 40 perempuan yang terdiagnosa kanker serviks. Sebanyak 20 di antaranya meninggal.
Menyadari bahwa penyakit ini sangat mematikan, maka adanya baiknya kita mulai mengenali penyakit tersebut. Supaya tak ada kata sesal di kemudian hari dan gejala kanker serviks sudah diketahui sejak dini. Berikut pemaparan mengenai kanker serviks.
Apa itu kanker serviks?
Seperti kebanyakan kanker, kanker serviks bermula ketika sel-sel di leher rahim mulai bertumbuh di luar kendali. Sel-sel baru berkembang dengan sangat cepat, menciptakan tumor di leher rahim.
Kanker serviks adalah salah satu kanker yang paling banyak diderita perempuan di seluruh dunia. Tes Pap rutin dapat membantu agar kamu dapat sedini mungkin mengetahui risiko kamu terhadap kanker.
Kanker serviks sering kali dapat disembuhkan ketika ditemukan di tahap dini. Selain itu, ada metode untuk mengendalikan risiko kanker serviks, yang menjadi alasan jumlah kasus kanker serviks semakin berkurang.
Apa penyebab kanker serviks?
Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV. Virus ini seringkali ditularkan melalui hubungan seksual tanpa pengaman.
Ada lebih dari 100 jenis kanker serviks, tetapi kebanyakan tidak berbahaya. Bahkan, kebanyakan orang dewasa setidaknya pernah terkena HPV di suatu saat dalam hidup mereka.
Beberapa jenis HPV tidak menyebabkan gejala sama sekali, beberapa dapat menyebabkan kutil kelamin, dan lainnya dapat menyebabkan kanker serviks. Dua jenis virus HPV (HPV 16 dan HPV 18) diketahui bertanggung jawab terhadap 70% dari semua kasus kanker serviks secara global.
Jenis infeksi HPV ini tidak menunjukkan adanya gejala, sehingga banyak perempuan yang tidak menyadari bahwa mereka positif terinfeksi. HPV dapat dengan mudah ditemukan dengan tes Pap. Itu sebabnya tes Pap juga sangat penting untuk mencegah kanker serviks.
Tes Pap dapat menemukan perbedaan dalam sel-sel serviks sebelum berubah menjadi kanker. Jika perubahan sel ini disembuhkan, kamu dapat bertahan melawan kanker serviks.
Siapa saja yang berisiko terkena kanker serviks?
Meskipun sebagian besar orang pernah terkena HPV, ada hal-hal yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks, antara lain:
Infeksi human papillomavirus: menjalani hubungan seksual tak aman dengan banyak pasangan dapat meningkatkan risiko terkena HPV 16 dan 18.
Merokok: tembakau mengandung banyak bahan kimia yang dapat membahayakan tubuh. Perempuan yang merokok dua kali lipat lebih berisiko terkena kanker serviks daripada perempuan yang tidak merokok.
Imunosupresi: obat atau kondisi yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti human immunodeficiency virus (HIV), virus yang menyebabkan AIDS, dapat meningkatkan resiko terkena infeksi HPV dan menyebabkan kanker serviks.
Klamidia: Beberapa studi menemukan bahwa risiko kanker serviks lebih tinggi pada perempuan yang hasil tes darahnya menunjukkan bukti infeksi klamidia, baik yang terjadi di masa lalu maupun saat ini.
Diet rendah buah-buahan dan sayuran: perempuan yang dietnya tidak terdiri dari cukup buah-buahan dan sayuran diketahui memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker serviks.
Kelebihan berat badan: Perempuan yang berat badannya berlebih kemungkinan untuk terkena adenokarsinoma serviks akan lebih tinggi
Penggunaan pil KB jangka panjang: ada bukti penggunaan kontrasepsi oral berkelanjutan dalam waktu lama meningkatkan risiko kanker serviks.
Penggunaan intrauterine: sebuah studi terbaru menemukan bahwa perempuan yang belum pernah menggunakan perangkat intrauterine (IUD, perangkat kontrasepsi yang ditanamkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan) berisiko lebih rendah untuk terkena kanker serviks.
Menjalani beberapa kehamilan full-term: perempuan yang telah menjalani tiga kehamilan full-term atau lebih akan lebih beresiko terkena kanker serviks.
Berusia kurang dari 17 tahun di saat kehamilan pertama: Perempuan yang berusia kurang dari 17 tahun ketika menjalani kehamilan full-term pertamanya memiliki 2 kali lipat peluang untuk terkena kanker serviks di kemudian hari.
Dietilstilbestrol (DES): DES adalah obat hormon yang diberikan kepada beberapa perempuan untuk mencegah keguguran. Ibu yang menggunakan obat ini selama masa kehamilan sering kali lebih berisiko untuk terkena kanker serviks. Putri dari ibu tersebut juga lebih beresiko tinggi.
Memiliki riwayat kanker serviks di keluarga: kanker serviks dapat diturunkan di sebagian keluarga. Jika ibu atau saudara perempuan kamu memiliki penyakit kanker serviks, kemungkinan kamu untuk terkena penyakit tersebut 2 atau 3 kali lipat lebih besar daripada jika tidak ada yang memilikinya di keluarga.
Apa saja tanda dan gejala kanker serviks?
Pada tahap awal, perempuan dengan kanker serviks dini dan pra-kanker tidak mengalami gejala. Kanker serviks tidak akan menunjukkan gejalanya sebelum tumor terbentuk. Pada saat itu, kanker dapat terdorong pada organ terdekat dan menyerang sel-sel sehat.
Gejala kanker serviks dapat meliputi:
Perdarahan vagina abnormal, seperti perdarahan di antara siklus menstruasi, haid yang lebih lama, pendarahan setelah atau selama berbuhungan seks, atau pendarahan setelah menopause, setelah BAB, atau setelah pemeriksaan panggul
Nyeri di perut bagian bawah atau panggul
Nyeri saat berhubungan seks
Keputihan yang tidak normal, seperti mengandung jejak darah
Ada kondisi lain, seperti infeksi, yang dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut. Namun, apapun penyebabnya, kamu tetap harus memeriksakan gejala kamu ke dokter.
Mengacuhkannya hanya akan membuat gejala memburuk dan dengan demikian hilang kesempatan kamu untuk mendapatkan pengobatan yang efektif.
Bahkan lebih baik, jangan menunggu hingga gejala muncul. Cara terbaik untuk memastikan alat kelaminmu dalam kondisi baik adalah dengan menjalani tes Pap dan pemeriksaan panggul secara teratur.
Apa saja komplikasi dari kanker serviks?
Kanker serviks sering kali menyebabkan beberapa komplikasi di bagian tubuh lainnya. Jika kamu terkena kanker serviks, kamu mungkin berisiko untuk terkena:
Gagal ginjal: tumor kanker hati dapat menekan saluran kandung kemih — saluran yang membawa urin keluar tubuh dari ginjal. Penumpukan urin di ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal.
Penggumpalan darah: tumor dapat menekan pembuluh darah ke kaki, memperlambat aliran darah dan menyebabkan penggumpalan darah di kaki.
Fistula: kanker serviks dapat menumbuhkan fistula (lubang pada dinding usus) antara vagina dan rektum.
Bagaimana kanker serviks didiagnosis?
Dokter biasanya menggunakan tes Pap untuk mendiagnosis kanker serviks. Dokter dapat melakukan tes lain untuk mencari sel pra-kanker atau sel kanker pada serviksmu jika tes Pap menunjukkan perubahan sel yang tidak berfungsi seperti biopsi.
Dokter dapat merujuk kamu ke dokter kandungan jika tes menunjukkan kelainan, atau jika ia menyadari adanya pertumbuhan di dalam leher rahim kamu atau jika kamu mengalami pendarahan abnormal.
Perlu diperhatikan bahwa perdarahan di-dan-dari vagina tidak selalu berarti kanker serviks. Klamidia adalah salah satu alasan paling umum mengapa wanita mengalami pendarahan vagina yang tidak lazim.
Dokter dapat menganjurkan kamu untuk melakukan tes Chlamydia sebelum dirujuk. Beberapa tes lain yang mungkin diperlukan untuk menkonfirmasi bahwa kamu terkena kanker serviks adalah:
Kolposkopi: mikroskop kecil dengan sumber cahaya di ujung (colposcope) digunakan untuk memeriksa leher rahim kamu.
Biospi kerucut: prosedur kecil ini dilakukan dalam analgesia. Satu bagian kecil berbentuk kerucut dari leher rahim kamu akan diangkat untuk diperiksa. Setelah itu, kamu mungkin akan mengalami pendarahan vagina sampai selama empat minggu setelah prosedur. Kamu juga mungkin akan mengalami nyeri seperti haid.
Ketika dokter yakin bahwa kamu memiliki kanker serviks, hal berikutnya yang akan ia lakukan adalah memeriksa seberapa parah kanker tersebut. Tes ini dapat meliputi:
Memeriksa rahim, vagina, rektum, dan kandung kemih kamu untuk kanker. Prosedur ini dilakukan dalam analgesia.
Tes darah untuk memeriksa kondisi organ sekitar seperti tulang, darah, dan ginjal.
Computerized tomography (CT) scan, Magnetic resonance imaging (MRI) scan, x-ray dan Positive emission tomography (PET) scan disebut tes pencitraan. Tes pencitraan dirancang untuk mengidentifikasi tumor dan menentukan apakah sel-sel kanker telah menyebar.
Apa saja pengobatan untuk kanker serviks?
Pengobatan untuk kanker serviks bersifat kompleks. Oleh karena itu, rumah sakit akan membentuk sebuah tim profesional yang ahli dalam mengobati kanker serviks stadium awal serta kanker serviks stadium lanjut.
Meskipun idealnya adalah mengobati kanker serviks pada stadium awal, biasanya penyakit ini tidak dapat segera didiagnosis.
Secara umum, ada tiga pilihan utama untuk pengobatan kanker serviks: operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
Operasi
Pengobatan ini akan mengangkat setiap bagian yang terinfeksi oleh kanker. Kamu bersama dengan tim medis harus bekerja sama untuk pengobatan terbaik.
Trakelektomi radikal: serviks, jaringan di sekitarnya dan bagian atas vagina diangkat, tetapi rahim dibiarkan utuh.
Histerektomi: serviks dan rahim diangkat, tergantung dari stadium kankernya, mungkin juga diperlukan untuk mengangkat ovarium dan tuba falopi. Kamu tidak akan dapat memiliki anak jika kamu menjalani histerektomi.
Eksenterasi panggul: suatu operasi besar di mana serviks, vagina, rahim, kandung kemih, ovarium, tuba falopi dan rektum diangkat.
Radioterapi
Pada stadium awal kanker serviks, kamu akan diobati dengan radioterapi saja atau dengan dikombinasikan dengan operasi. Kemudian, ketika kanker mencapai stadium lanjut, dokter dapat menganjurkan radioterapi yang dikombinasikan dengan kemoterapi untuk mengurangi pendarahan dan nyeri bagi pasien.
Dalam pengobatan ini, tubuh kamu akan terpapar radiasi. Sumber radiasi bisa eksternal, di mana ada mesin yang memancarkan radiasi terhadap kamu, atau internal.
Dalam metode internal ini, suatu implan akan ditanamkan di dalam tubuh kamu untuk memancarkan radiasi. Ada kasus di mana kedua metode akan dikombinasikan. Program radioterapi biasanya berlangsung selama lima sampai delapan minggu.
Kemoterapi
Kemoterapi dapat digunakan secara independen atau dalam kombinasi dengan radioterapi untuk mengobati kanker serviks. Dalam kanker stadium lanjut, metode ini sering kali digunakan untuk mencegah kanker berkembang. Kamu harus membuat janji untuk mendapatkan dosis kemoterapi kamu melalui tetesan intravena.
Semua pengobatan kanker serviks dapat memberikan efek samping. Kamu harus mendiskusikan pada dokter terlebih dahulu mengenai efek samping tersebut. Kamu dapat memperkirakan terjadinya menopause awal, penyempitan vagina atau lymphedema setelah pengobatan.
Bagaimana cara mengatasi kanker serviks?
Mengidap kanker bisa menjadi tantangan yang sulit bagi kamu untuk menjalaninya sendirian. Berbagi dengan keluarga, teman, atau konselor mental profesional dapat sangat membantu dan lebih baik jika kamu menanyakan pada dokter mengenai kelompok dukungan.
Tes Pap adalah cara terbaik untuk menemukan perubahan sel serviks atau HPV dalam serviks kamu. Penting untuk menindaklanjuti dengan dokter kamu setelah mendapat hasil tes Pap yang abnormal sehingga kamu dapat mendapatkan pengobatan tepat waktu.
Jika kamu berusia kurang dari 26 tahun maka kamu bisa mendapatkan vaksin HPV, yang akan memberikan perlindungan terhadap dua jenis HPV 16 dan HPV 18, dua jenis HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Hindari terinfeksi HPV dengan melakukan hubungan seks aman, seperti dengan menggunakan kondom dan membatasi pasangan seks kamu.
Kamu mungkin merasa bahwa penyakit kanker dapat mengubah hidupmu. Kamu merasa seolah dunia telah hancur dan kamu kehilangan semua kendali.
Tapi, tetap selalu berpikiran positif. Kanker serviks merupakan penyakit yang tetap dapat diobati.