Muallaf Canada Masuk Islam Karena Islam Agama Logis
Selasa, 14 Maret 2017
Steven Byers, seorang mahasiswa semester empat, telah belajar banyak akhir-akhir ini. Tetapi studi terbarunya tidak terbatas hanya fisika dan biologi saja. Byers belajar tentang Islam, agama yang baru-baru ini dia peluk, sebagaimana dilaporkan OnIslam pada Baitul Maqdis, Sabtu (31/1/2015).
Sekitar lima tahun yang lalu, Byers tidak tahu sistem keyakinan apa yang akan dia ikuti. Dibesarkan secara religius, tapi Byers merasa tidak mendapat esensi dari ajaran agamanya.
“Aku sering bertanya mengapa Tuhan memperlakukan diriku, keluargaku, dan teman-temanku seperti ini atau itu? Sepertinya tidak masuk akal bagiku hingga aku merasa marah.”
Namun kini setelah memeluk Islam, Byers merasa lebih tenang dan fokus.
Perjalanan Byers menemukan Islam dimulai setelah sepanjang musim semi 2011, teman-temannya mendorongnya untuk belajar lebih dalam tentang Islam.
Setelah belajar Islam dengan benar, Byers menemukan bahwa agama ini adalah sistem keyakinan yang sempurna dan ‘nyambung’ dengan pikirannya.
Maka, di musim panas 2012, Byers merasa mantap masuk Islam dengan mengucap kalimat syahadat. “Sekali mengucapkan kalimat itu dan meresapinya dalam hati serta jujur pada diri sendiri, maka Anda menjadi seorang muslim.”
Abdullah Hamza, profesor di University of New Brunswick di Kanada, mengatakan satu alasan mengapa orang berbondong-bondong memeluk Islam karena ada sesuatu yang hilang dalam kehidupan mereka.
Presiden Frederiction Islamic Association Kanada itu menambahkan, Islam menuntun umatnya untuk tidak terlalu silau dengan duniawi sehingga mereka bisa mendapat kedamaian dalam diri.
“Islam mengajarkan umatnya untuk berdoa sebanyak 5 kali dalam sehari agar bisa melepaskan diri sejenak dari kehidupan duniawi yang penuh liku.”
Hal-hal lain dalam Islam yang dapat menguatkan iman dan mendapat kedamaian adalah melakukan salat lima kali sehari, membaca Alquran, berpuasa, beramal dan menunaikan ibadah haji.
Byers belum memutuskan berhaji ke Mekah tapi dia sudah menjalankan puasa Ramadan pertamanya.
“Berpuasa di bulan Ramadan mengajarkan kedisiplinan dan kerendahan hati. Membuat Anda menyadari bagaimana kehidupan orang-orang yang susah mencari makan,” kata Byers.
Ia merasa mudah menyesuaikan diri dengan Islam karena merasa dasar-dasar kedamaian, kedermawanan, dan perbuatan baik sudah menjadi bagian dari karakternya.
“Jadi Islam seperti merasuk begitu saja kepadaku. Islam sebenarnya selalu bersama kita sepanjang waktu. Kita terlahir sebagai Islam. Kita akan menemukan Islam saat siap menerimanya.”
Byers mengatakan penting bagi orang-orang untuk belajar sedikit tentang Islam, bahkan jika itu tidak lebih dari sekedar membersihkan kesalahpahaman Islam sebagai agama teror.
Ia menambahkan jika orang-orang mengaplikasikan ajaran Islam ke dalam kehidupan mereka, seperti dia, mereka mungkin menemukan kedamaian yang mereka bahkan tidak tahu mereka sedang mencarinya