Kisah Tukang Tampal Sepatu Menjadi Haji Mabrur
Senin, 20 Maret 2017
Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima. Haji merupakan ibadah wajib bagi setiap orang Islam yang mampu sekali seumur hidup. Boleh dikatakan bahwa umat Islam dipastikan banyak yang ingin berangkat menunaikan ibadah haji. Akan tetapi belum ada kemampuan. Namun banyak juga yang mempunyai kemampuan sehingga bisa berangkat untuk menunaikan ibadah haji.
Setiap umat Islam yang berangkat menunaikan ibadah haji, tentu keinginannya mendapatkan haji yang mabrur. Yaitu haji yang diterima dari Allah Swt. atau haji yang tidak dikotori oleh dosa, atau haji yang diterima Allah swt., yang tidak ada riya, tidak ada sum’ah tidak rafats dan tidak fusuq. Kalau keberangkatan seseorang untuk haji karena untuk gelar atau nama baik saja dan dengan biaya yang haram, maka gelar haji mabrur akan jauh.
Namun perlu juga di ketahui bahwa mendapatkan haji yang mabrur itu bukan harus berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Orang yang tidak jadi berangkat haji pun bisa mendapatkan nilai ibadah haji yang mabrur. Sebagaimana kisah dibawah ini:
Alkisah ketika Abdullah bin Mubarak ra melakukan haji, beliau tertidur di Masjidil Haram, dalam tidurnya beliau bermimpi melihat dua orang malaikat turun dari langit. Berkata seorang malaikat kepada seorang lagi:
“Berapa ramai orang-orang yang mengerjakan haji pada tahun ini?” Berkata malaikat yang seorang lagi : “Enam ratus ribu orang.”
Bertanya malaikat yang bertanya :“Antara 600,000 ribu orang yang berhaji itu berapakah yang diterima haji mereka?”
Berkata malaikat yang menjawab : “Di antara 600,000 ribu itu hanya seorang saja hajinya diterima, namanya ialah Muwaffaq dia tinggal di Damsyik. Dia adalah seorang tukang sepatu, dia tidak dapat berhaji tetapi hajinya diterima. Maka berkat haji Muwaffaq kesemua 600,000 yang mengerjakan haji diterima.”
Abdullah yang sedang tidur terkejut dari tidurnya maka dengan segera dia berangkat ke Damsyik, sesampai dia di Damsyik dia mencari-cari tukang sepatu yang disebutkan dalam mimpinya dan akhirnya dia dapat mencari rumah tukang sepatu itu. Apabila sampai di hadapan pintu rumah tukang sepatu itu,maka Abdullah mengetuk pintu. Pintu pun di buka dan keluar seorang lelaki dari dalam.
Abdullah bertanya lelaki itu : “Siapa nama saudara?” Berkata lelaki itu :“Nama saya Muwaffaq.” Abdullah bertanya : “Tolong terangkan kepadaku amalan apakah yang telah kamu lakukan sehingga mencapai darjat yang tinggi?”
Jawab Muwaffaq : “Sebenarnya aku ingin menunaikan haji, tetapi oleh sebab keadaanku maka aku tidak dapat menunaikan haji. Tetapi dengan cara mendadak aku mendapat uang 300 dirham dari kerja menampal sepatu, lalu aku niat untukberhaji pada tahun ini.”
“Isteriku pula sedang hamil, suatu hari isteriku tercium bau makanan dari rumah tetanggaku dan ia ingin memakan makanan yang berbau itu (mengidam), lalu aku pergi ke rumah tetanggaku dan aku ketuk pintu. Kemudian keluar seorang wanita, maka aku pun beritahu hajat isteriku itu kepadanya.”
Tetanggaku itu berkata : “Oleh karena kamu tidak tahu keadaanku maka aku terpaksa memberitahumu, sebenarnya anak-anak yatim ku sudah tiga hari tidak makan oleh karena itu aku keluar mencari makanan. Sewaktu aku mencari makanan, aku bertemu dengan bangkai himar, maka aku potong sebahagian dagingnya lalu aku masak, maka makanan ini adalah halal untuk kami dan haram untuk kamu.”
Apabila aku dengar saja kata-kata wanita itu maka aku pulang ke rumah dan mengambil 300 dirham yang ada padaku lalu aku berikan kapada wanita itu danaku itu kepadanya:
“Belanjakan uang ini untuk anak-anakmu. Dan aku berkata pada diriku : Hajiku di muka pintu rumah (Rumah tetanggaku) maka kemanakah aku akan pergi.” \
Wahai saudara-saudaraku, Allah tidak memandang pada harta yang kita miliki tetapi ia memandang pada niat yang suci.
Pernah orang bertanya kepada Rasulullah SAW : “Ya Rasulullah, tunjukkanlah padaku amal perbuatan yang mana bila aku amalkan akan masuk syurga.”
Sabda Rasulullah SAW : “Jadilah kamu orang yang baik.” Orang itu bertanya lagi : “Ya Rasulullah, bagaimana aku boleh mengetahui bahwa aku ini telah berbuat baik?”
Sabda Rasulullah SAW : “Tanyalah pada jiran tetanggamu, kalau mereka berkata kamu baik, maka baiklah kamu. Kalau mereka mengatakan kamu buruk, maka buruklah kamu.”
Sumber: bacaanmadani.com