Fase Belajar Membaca Al-Qur’an
Senin, 20 Maret 2017
Al-Qur’an adalah samudera tak bertepi. Semakin kita menyelaminya semakin dalam, semakin tidak akan menemukan dasar. Meski gak akan pernah bisa sampai dasar, setidaknya kita bisalah main snorkling menyelam pake kacamata dan selang pernafasan melihat indahnya isi samudra.
Snorkeling yang saya maksud ini adalah bisa membaca. Tentu untuk menjadi snorkler Al Qur’an yang handal ada tingkatan-tingkatan fase yang harus dicapai. Berikut tingkatan fase beserta standar kelayakannya:
1. BELAJAR IQRO’ ATAU METODE SEMISALNYA
Mau anak-anak atau dewasa, kalau ia masih belum bisa membaca huruf, panjang pendek, mau tidak mau harus belajar Iqro dulu. Tidak perlu menuruti rasa gengsi belajar Qur’an, “Saya kan udah remaja dan dewasa, masak Iqro lagi? Malu ah”. Kalau maksa minta langsung ke Al Qur’an cari guru yang super extra sabar dan pandai membuat metode saja kalau begitu.
Standar seseorang dikatakan lulus iqro’ yaitu tepat mengucap huruf dan panjang-pendeknya. Gak harus 100%, 75% keatas bolehlah ia melanjutkan ke Al Qur’an. Kalo misalnya masih 60% ke bawah lebih baik jangan Qur’an dulu. Kembali ke bab-bab yang dirasa lemah saja, tidak perlu mengulang dari awal. Intinya jangan sampai pondasi ini runtuh. Proses berikutnya adalah:
2. MENGHATAMKAN AL-QUR’AN
Sambil disertai menghafal surat-surat pendek juga bagus. Target standar yang harus dicapai adalah memahami dan bisa mempraktikkan bacaan-bacaan aneh dan terhindar dari kesalahan fatal. Lebih sempurna lagi disisipi belajar bahasa arab, minimal bisa membedakan mana isim, fiil & maful, sebagai modal praktek waqaf dan ibtida membaca Al Qur’an. Setelah itu:
3. MENGHAFAL AL-QUR’AN
Sambil mempersering mendengarkan mp3 Qur’an dari syekh yang disukai, diprioritaskan yang bacaannya sempurna. Sambil mendalami tajwid dasar dan memperkuatnya dengan menghafalkan matn tajwed seperti tuhfatul atfal (61 bait) atau matn jazariyyah (107 bait) jika mampu.
Target yang harus dicapai adalah kuat hafalan minimal (bolehlah) 70%, betul-betul terhindar dari kesalahan fatal dan meminimalisir kesalahan ringan. Kalau bisa pelajaran bahasa arab juga sedikit diperdalam sebagai persiapan bekal ke jenjang berikutnya. Setelah khatam.
4. BERBURU SANAD HAFS ‘AN ASHIM
Semampu mungkin seseorang berusaha mencari guru Qur’an yang memiliki sanad Al Qur’an. Targetnya adalah:
· Memantapkan cara membaca huruf dengan kokoh sampai tahap6lisan Arabi
· Punya dasar teori tajwid yang kuat
· Hafal dan faham akan 2 matn tajwed diatas dan bisa mengajarkanya
· Semakin sedikit juga kesalahan ringan
· Minimal bisa baca kitab gundul dan komunikasi ringan dengan bahasa arab. Setelah itu:
5. BELAJAR ILMU QIRAAT SAB’AH
Standar seseorang dikatakan memiliki sanad ilmu qiraat sab’ah yang diakui sbb:
· Hafalan Qur’an lancar setidaknya 85%
· Hafal dan memahami matn As- Syatibiyyah (1173 bait)
· Mampu beristidlal di setiap perbedaan membaca dan menunjukkan dalilnya
· Mampu menjama’ membaca qiraat sab’ah dan membaca dengan setiap rowi.
6. BELAJAR 3 QIRAAT PENYEMPURNA
Target dan standartnya sama dengan point diatas, hanya saja menambah beban hafalan Ad Durroh (240 bait). Dalam fase ini seseorang telah menyempurnakan belajar membaca Al Qur’an 80%. Jika memang dinyatakan lulus dan mendapatkan sanad dari gurunya ia cukup dikatakan menyandang gelar Muqri Qiraat Asyarah Sughro. Selanjunya:
7. BELAJAR ILMU RASM AL QUR’AN
Yaitu memahami perbedaan cara penulisan Al Qur’an dalam lingkup Qiraat Asyarah. Karena masing-masing mushaf Madinah, Mekah, Basrah, Kufah, Syam memiliki bentuk tulisan yang berbeda dan memiliki keterkaitan yang kuat dengan ilmu Qiraat. Untuk menguasainya perlu menghafal lagi Matn Aqilah Atrobil Qoshoid (298 bait). Standartnya sama dengan point 5.
8. BELAJAR ILMU HITUNG AYAT
Iya benar, masing-masing mushaf diatas memiliki hitungan ayat yang berbeda-beda juga. Dan hitungan ini memiliki pengaruh dalam ilmu waqaf dan ibtida’. Untuk Menguasainya perlu menghafal lagi Matn Nadzimatuz Zuhr 150 sekian bait. Standart masih sama.
9. BELAJAR QIRAAT ASYROH KUBRO
Sebenarnya ilmu qiraat asyroh kubro adalah gabungan dari qiraat tujuh & tiga qiraat penyempurna diatas (asyroh sughro). Bedanya terletak pada cara membaca yang lebih komplek dan bercabang-cabang. Untuk menguasainya harus menghafal lagi 1000 sekian bait yang dikenal dengan matn Thiyyibatun Nasyr fil Qiraatil Asyr karangan imam Al-Jazari.
Jika sudah menguasai sampai point ke 9 maka anda sudah dinyatakan snorkler professional Al Qur’an. Ini masih membaca saja yaaaa, belum tafsir, bahasa, fiqh, i’jaz, dll. Malulah kita ngaku-ngaku bergelar sederet banyak (apalagi ngaku mujtahid) jika dalam membaca saja masih fase 1-2. Belum selesai sampai 9 udah nyabang ke yang lain, masih PD bilang mujtahid?
Bagaimana, anda sudah dalam fase yang keberapa? Emang yang nulis sudah fase berapa duluan ah?. Saya jawab, “Saya mah bisanya nulis, praktik masih amatiran dan ragu-ragu, sehingga bingung dan malu mau nyebut fase mana pantasnya dan serius ini gak pake tawadhu’ yang menaikkan pupularitas”. So, hati-hati jangan tertipu pencitraan saya yaaaa.
Salam perdamaian
Sumber: fiqhmenjawab.net