Aku Pernah Berjuang, Namun Akhirnya Terbuang Juga
Minggu, 19 Mei 2019
Kamu yang pernah datang kemudian menghilang, lalu kini biarkan saja aku pergi tanpa permisi. Aku yang pernah berjuang namuna pada akhirnya aku juga yang terbuang. Begitu pedih, tapi asal kamu tahu bahwa aku tak pernah menangisi cerita ini.
Bagiku, kehilanganmu bukanlah akhir dari segalanya. Karena selepas ini, ada hikmah yang menjadi pelajaran terhebat untukku. Bahwa mengharapkanmu yang tidak halal untukku akan berakhir pada kecewa dan berlapis pilu.
Perihal Masa Lalu dan Pernah Berjuang Untukmu, Ku Berikan Catatan Khusus Untukmu.
Kemarin memang terasa begitu indah, mata dan hatiku telah tertutup dengan kehadiran dirimu yang kurasa adalah segalanya. Bahkan, tak mampu ku pejamkan kedua mataku saat malam tiba karena harus mendengar suaramu terlebih dahulu untuk menemani malam malamku.
Tidak berhenti disitu, keseharianku terlalu bergantung padamu. Tapi ingat, itu dulu dan saat itu !. Teruntuk kamu masa laluku. Kini aku ingin menyampaikan rasa penyesalan yang sungguh dalam untuk diriku.
Sampai kini, aku tertunduk malu di hadapanNya.
Biarkan aku menghapusmu dalam hidupku. Jangan pernah datang kembali karena aku telah berjuang mengubur masa lalu penuh dosa saat bersamamu. Dirimu yang kini ku tinggalkan, ku anggap telah mati dalam hati dan ingatan.
Pesanku padamu, Biarkan aku berjalan dengan caraku mendekatkan diri kepadaNya. Lebih menenangkan hidupku daripada aku harus menanggung beban dosa di akhirat nanti karena mempertahankanmu yang jelas belum halal untukku.
Terimakasih, Karena dirimu aku sekarang telah berubah. Doakan aku agar istiqomah.
Aku Menyesal Pernah Menangisimu Begitu Dalam, Namun Kini Hanya Menjadi Masa Laluku yang Kelam.
Jujur saja, aku tak bahagia saat mengingatmu. Memutar kembali potrait masa lalu yang meruntuhkan harapanku saat itu. Kondisi hatiku saat ini belum pulih atas rasa sakit yang pernah kau beri.
Tak sepantasnya aku mengatakan ini, menangisimu berlebihan begitu dalam. Seakan aku tak mampu bertahan bila aku tak lagi melihat sebuah senyuman. Ini semua tentangmu. Perlahan lahan aku mulai sadar.
Rasanya, air mataku tak layak menjawab rasa luka yang telah kau cipta.
Aku ingin, hidupku kembali berwarna. Tepat sebelum kau singgah ke ruang kosong di hatiku yang lemah. Biarkan aku kembali padaNya, menangisi semua yang pernah ku jalani bersamamu bahwa itu hanyalah tabungan dosa yang kian memuncak.
Maaf, aku tak layak menangisimu. Kini kau hanya menjadi cerita masa laluku yang kelam.
Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.