Kisah Siswa SD di Bali Jalan Kaki 20 KM ke Sekolah Tiap Hari, Pernah Terpaksa Nginap di Rumah Teman
Jumat, 05 April 2019
duri jam membuktikan jam 05. 00 waktu indonesia tengah (WITA). hawa dekat gulinten, desa bunutan, kecamatan abang, kabupaten karangasem dingin dan juga menusuk badan.
kabut tebal turun dari bebukitan dan menutupi kampung. sebagian besar masyarakat masih tidur ditemani selimut.
kondisi itu tidak berlaku untuk ketut marianta (12) , siswa asal gulinten.
bocah kelas vi itu bangun jam 04. 30 waktu indonesia tengah (WITA) buat mempersiapkan seragam, perlengkapan sekolah kemudian berangkat ke sd negara 6 bunutan berbarengan rekan – rekannya.
pada pagi dini hari, marianta melangkah berbarengan rekan – rekannya melewati jalur menanjak dengan medan terjal. sisi kanan kiri jalur terdapat jurang yang diselimuti kabut.
marianta dkk wajib berwaspada melangkah supaya selamat datang di sd negara 6 bunutan.
dikala ditemui di sdn 6 bunutan, senin (1/4) , marianta mengaku saban hari wajib berjalan kaki sepanjang 20 km kembali berangkat. ekspedisi itu menghabiskan waktu 6 jam.
“berangkat ke sekolah jam 05. 00, hingga di sekolah dekat jam 08. 00, ” ungkap ketut marianta.
sepanjang ekspedisi keringat juga membasahi pakaian seragamnya. sesampai di sekolah marianta wajib rehat sejenak demi mengeringkan seragam.
sehabis itu marianta berbarengan rekannya menjajaki pelajaran serupa siswa lazimnya.
anak keenam dari pendamping ni nyoman sudiasih dan juga i made mastika menempuh ini buat mendapatkan ilmu pengetahuan sekalian membahagiakan orang tuanya.
jalur terjal dan juga jauh tidak jadi hambatan menurutnya buat mencapai cita – cita.
kepala sdn 6 bunutan, wayan dauh suyasa, mengapresiasi kegigihan ketut marianta berbarengan rekannya.
suyasa baru ketahui marianta berbarengan rekannya berjalan kaki sepanjang itu sehabis menjajaki mereka dari sekolah hingga rumah.
“saya jadi kepala sekolah dari tahun 2017. semenjak tahun aku memandang marianta berbarengan rekannya kerap terlambat tiba ke sekolah. sehabis aku investigasi, nyatanya jarak rumahnya ke sekolah jauh. letih betul aku investigasi, ” kata dauh suyasa.
dauh suyasa membagikan dispensasi kepada marianta dan juga rekannya. lazimnya mariata dan juga rekan tidak menjajaki pelajaran pada jam kesatu.
para guru berikan apresiasi mengingat antusias dan juga kegigihannya menuntut ilmu amat besar.
“jumlah siswa yang berjalan bareng rombongan marianta sebanyk 19 orang. siswa disini tercantum gigih. antusias buat belajar cukup besar. dahulu sempat terdapat siswa yang digigit ular dikala ekspedisi ke sekolah” ungkap dauh suyasa.
menginap di rumah teman
sepanjang masa pemantapan di sekolah, ketut marianta terpaksa menginap di rumah sahabat, gede subang sucipta.
“mulai minggu aku menginap di rumah gede subang sucipta supaya dapat (turut) tes pemantapan, ” kata marianta.
bocah berperawakan kurus ini menginap di rumah temannya supaya dapat menjajaki ujiian pemantapan pas waktu.
bila berangkat dari rumah mungkin besar terlambat datang di sekolah. ia bawa bekal berbentuk jagung dan juga mentimun.
“saya berterima kasih ke gede yang menerima nginap di rumahnya. sehabis tes pemantapan aku berulang lagi ke rumah sembari bantu orang tua mencarikan rumput buat ternak, ” demikian marianta.
( sumber: http: //bogor. tribunnews. com/2019/04/02/kisah – siswa – sd – di – bali – jalan – kaki – 20 – km – ke – sekolah – tiap – hari – pernah – terpaksa – nginap – di – rumah – teman )
kabut tebal turun dari bebukitan dan menutupi kampung. sebagian besar masyarakat masih tidur ditemani selimut.
kondisi itu tidak berlaku untuk ketut marianta (12) , siswa asal gulinten.
bocah kelas vi itu bangun jam 04. 30 waktu indonesia tengah (WITA) buat mempersiapkan seragam, perlengkapan sekolah kemudian berangkat ke sd negara 6 bunutan berbarengan rekan – rekannya.
pada pagi dini hari, marianta melangkah berbarengan rekan – rekannya melewati jalur menanjak dengan medan terjal. sisi kanan kiri jalur terdapat jurang yang diselimuti kabut.
marianta dkk wajib berwaspada melangkah supaya selamat datang di sd negara 6 bunutan.
dikala ditemui di sdn 6 bunutan, senin (1/4) , marianta mengaku saban hari wajib berjalan kaki sepanjang 20 km kembali berangkat. ekspedisi itu menghabiskan waktu 6 jam.
“berangkat ke sekolah jam 05. 00, hingga di sekolah dekat jam 08. 00, ” ungkap ketut marianta.
sepanjang ekspedisi keringat juga membasahi pakaian seragamnya. sesampai di sekolah marianta wajib rehat sejenak demi mengeringkan seragam.
sehabis itu marianta berbarengan rekannya menjajaki pelajaran serupa siswa lazimnya.
anak keenam dari pendamping ni nyoman sudiasih dan juga i made mastika menempuh ini buat mendapatkan ilmu pengetahuan sekalian membahagiakan orang tuanya.
jalur terjal dan juga jauh tidak jadi hambatan menurutnya buat mencapai cita – cita.
kepala sdn 6 bunutan, wayan dauh suyasa, mengapresiasi kegigihan ketut marianta berbarengan rekannya.
suyasa baru ketahui marianta berbarengan rekannya berjalan kaki sepanjang itu sehabis menjajaki mereka dari sekolah hingga rumah.
“saya jadi kepala sekolah dari tahun 2017. semenjak tahun aku memandang marianta berbarengan rekannya kerap terlambat tiba ke sekolah. sehabis aku investigasi, nyatanya jarak rumahnya ke sekolah jauh. letih betul aku investigasi, ” kata dauh suyasa.
dauh suyasa membagikan dispensasi kepada marianta dan juga rekannya. lazimnya mariata dan juga rekan tidak menjajaki pelajaran pada jam kesatu.
para guru berikan apresiasi mengingat antusias dan juga kegigihannya menuntut ilmu amat besar.
“jumlah siswa yang berjalan bareng rombongan marianta sebanyk 19 orang. siswa disini tercantum gigih. antusias buat belajar cukup besar. dahulu sempat terdapat siswa yang digigit ular dikala ekspedisi ke sekolah” ungkap dauh suyasa.
menginap di rumah teman
sepanjang masa pemantapan di sekolah, ketut marianta terpaksa menginap di rumah sahabat, gede subang sucipta.
“mulai minggu aku menginap di rumah gede subang sucipta supaya dapat (turut) tes pemantapan, ” kata marianta.
bocah berperawakan kurus ini menginap di rumah temannya supaya dapat menjajaki ujiian pemantapan pas waktu.
bila berangkat dari rumah mungkin besar terlambat datang di sekolah. ia bawa bekal berbentuk jagung dan juga mentimun.
“saya berterima kasih ke gede yang menerima nginap di rumahnya. sehabis tes pemantapan aku berulang lagi ke rumah sembari bantu orang tua mencarikan rumput buat ternak, ” demikian marianta.
( sumber: http: //bogor. tribunnews. com/2019/04/02/kisah – siswa – sd – di – bali – jalan – kaki – 20 – km – ke – sekolah – tiap – hari – pernah – terpaksa – nginap – di – rumah – teman )