Puisinyanya Dikecam Banyak Pihak, Neno Warisman Beri Sanggahan Skakmat
Senin, 25 Februari 2019
Puisi yang dibacakan Neno Warisman di acara Munajat 212 yang digelar Kamis (21/02) lalu terus menuai polemik dan kontroversi. Salah satu penggalan puisinya dianggap terlalu berlebihan dan membuat masyarakat terpecah menjadi dua kelompok, yang pro dengan yang kontra.
""Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan tak menangkan kami. Karena jika Engkau tidak menangkan, kami khawatir ya Allah, kami khawatir ya Allah, tak ada lagi yang menyembah-Mu," demikian penggalan puisi yang dibacakan Neno.
Beberapa pemuka agama serta tokoh politik menyebut puisi Neno terlalu naif. Menggambarkan seolah menyamakan pilpres dengan Perang Badar di zaman Rasulullah SAW.
"Seolah-olah kemudian dirinya merasa yang paling benar. Inilah yang sebenarnya sebuah paham intoleran yang hari ini semakin berkembang dan tersemat kepada kelompok-kelompok pendukung 02," ujar Romahurmuziy, ketua umum PPP usai menghadiri Halaqah Alim Ulama di Ponpes Pandanaran, Sabtu (22/02).
Menanggapi banyaknya tudingan yang menyebut jika dirinya menyamakan pilpres dengan Perang Badar, Neno Warisman akhirnya buka suara. Neno menjelaskan jika doa yang ia baca sama sekali tidak berkaitan dengan ajang pilpres. Apalagi menyamakan pilpres dengan Perang Badar.
"Sama sekali tidak berhubungan. Saya hadir di acara Munajat 212 atas nama pribadi. Doa itu pun atas keprihatinan saya terhadap diri sendiri,” ungkap Neno.
Neno pun mengaku heran pada pihak-pihak yang menganggap doanya tersebut seolah menyamakan pilpres dengan Perang Badar. Menurutnya hal itu jauh dari konteks dan sangat mengada-ada.
Neno menambahkan setiap hari manusia berperang melawan hawa nafsu. Bukan perang antar pendukung capres. Dan kata 'kami' dalam puisinya itu ia tujukan untuk mewakili dirinya sendiri, bukan kelompok tertentu ataupun capres Prabowo-Sandi.
Namun sayangnya bola panas sudah terlanjur bergulir semakin liar. Dalam masa-masa yang sangat sensitif ini, para elit politik sebaiknya harus lebih berhati-hati dalam mengeluarkan statement atau melakukan sesuatu yang bisa berujung kegaduhan di tengah masyarakat.
Sumber