Penyakit Layu Nenas Merupakan Kendala Utama pada Budidaya Nenas
Minggu, 30 Juli 2017
Nenas dengan Bahasa latin Ananas comosus (L.) Merr ialah salah satu buah tropis yang bernilai ekonomi cukup tinggi. Tanaman nenas ini berasal dari Negara Paraguay dan Negara Brasil. Pada saat ini sudah menyebar luas di seluruh daerah tropis dan sub tropis di hamper seluruh dunia termasuk di Negara Indonesia.
Buah nenas kaya akan nutrisi seperti enzim bromelin dan vitamin C. Buah nenas disamping untuk konsumsi segar, buah nenas juga bisa diolah menjadi berbagai macam produk olahan makanan dan olahan minuman serta sebagai bahan industri.
Bibit Nanas Madu |
Peluang pengembangan komoditas tanaman nenas di Negara Indonesia diproyeksikan akan terus meningkat, karena permintaan pasar buah nenas cukup tinggi, potensi lahan yang sesuai untuk pengembangan sangat luas dan meningkatnya daya beli masyarakat Indonesia sejalan dengan kesadaran akan nilai gizi.
Kendala utama dalam budidaya nenas ialah serangan penyakit yang sangat berbahaya yaitu Pineapple Wilt Disease atau Penyakit layu . Di luar negeri, kehilangan hasil akibat serangan penyakit layu mencapai 40% hingga 100%, sedangkan di Negara Indonesia belum ada laporan meskipun penyakit layu ini sudah ditemukan hampir di seluruh daerah pengembangan nenas dengan serangan yang bervariasi dari ringan sampai parah.
Penyebab Penyakit Layu
Penyakit layu pada tanaman nenas disebabkan oleh Virus closterovirus yang disebut dengan PMWaV (Pineapple mealybug wilt-associated viruses) atau virus yang hidup berasosiasi dengan hama kutu putih.
Gejala Serangan Penyakit Layu
Gejala pada akar
Pertumbuhan akar akan terhenti, akar akan membusuk dengan ciri berwarna coklat hingga hitam. Terdapat koloni kutu putih pada perakaran tanaman nenas, pada tanah di sekitar perakaran dan pada pangkal batang bahkan juga pada buah nenas. Serangan penyakit layu menyebabkan lemahnya sistem pada perakaran sehingga mengganggu transportasi air dan nutrisi.
Gejala pada daun
Daun berubah warna menjadi coklat kemerahan, selanjutnya berubah menjadi merah muda dengan ujung daun menggulung. Pada serangan parah, seluruh daun menjadi layu, mengering dan akhirnya tanaman mati (Gambar 1).
Penyebaran Penyakit Layu dan Penularan Penyakit Layu
Penyebaran Penyakit Layu
Penyebaran jarak dekat atau antar tanaman atau antar kebun peyebaran terjadi karena akibat perpindahan kutu putih atau vector, sedangkan penyebaran jarak jauh penyakit ini disebarkan karena benih yang sudah terinfeksi oleh virus atau benih yang terkontaminasi oleh kutu putih
Vektor bisa berpindah karena tipuan angin yang menerbangkan nimfa, adanya migrasi semut api yang hidup bersimbiose dengan kutu putih D. brevises ataupun melalui alat-alat pertanian yang Sahabat Inspirasi Berkebun gunakan.
Penularan Penyakit Layu
Penyakit layu nenas ditularkan oleh kutu putih Dysmicoccus brevises Cockerell (Hemiptera: Pseudococcidae). Kutu putih disamping sebagai penular penyakit atau vektor virus PMWaV, kutu putih juga merupakan salah satu hama utama pada tanaman nenas.
Kutu hidup dalam dompolan tau dalam kolonisekitar kurang lebih 20 ekor perkoloni pada perakaran dan pangkal batang. Saat populasi tinggi, hama tersebut hidup pada pangkal daun dan dasar buah.
Teknik atau Cara Pengendalian
Pertama Sahabat Inspirasi Berkebun harus menggunakan bahan perbanyakan benih yang sehat, yang berasal dari induk dan lahan yang sehat dan bebas dari penyakit layu dan vektornya yaitu kutu putih D. brevises.
Kedua jangan melakukan penanaman tanaman nenas pada lahan yang telah terkontaminasi berat oleh serangan penyakit layu dan kutu putih (D. brevises).
Ketiga rendam benih dengan air panas dengan suhu mencapai 58 derajat Celcius selama 40 menit untuk membunuh virus dalam jaringan tanaman tersebut.
Keemapt rendam benih dengan insektisida berbahan aktif organopospat dengan dosis sesuai anjuran selama 30 menit kemudian tiriskan. Hal tersebut bertujuan untuk membunuh kutu putih beserta telurnya dan semut yang terbawa pada benih tersebut.
Kelima sebelum proses penanaman, perlakukan tanah media pembibitan dan lahan dengan insektisida berbahan aktif organoposfat dosis sesuai dengan anjuran untuk membunuh hama kutu putih dan semut.
Keenam bersihkan lahan penanaman dari gulma, karena beberapa gulma bisa menjadi inang alternatif kutu putih.
Ketuhuh lakukan monitoring secara berkala terhadap gejala serangan penyakit. Apabila Sahabat Inspirasi Berkebun Menemukan tanaman yang bergejala layu, segera lakukan eradikasi dengan cara mencabut dan membakar tanaman tersebut supaya tidak terjadi penyebaran ke area yang lebih luas lagi.
Kedelapan lakukan eradikasi masal apabila tanaman terserang berat oleh penyakit dan kutu putih D. brevises serta lakukan rotasi dengan tanaman lain apabila lahan akan ditanami kembali dengan tanaman nenas, hal tersebut bertujuan untuk memutus siklus hidup penyakit dan vektor.
Sumber: Jumjunidang dan Sri Hadiati (http://balitbu. litbang. pertanian. go.id/ ind/index.php/ hasil-penelitian-mainmenu-46/ 114-inovasi-teknologi/ 690-penyakit-layu- nenas-kendala-utama- pada-budidaya- nenas)