8 Kiat Menuju Husnul Khatimah
Jumat, 24 Maret 2017
Kematian adalah kepastian. Semua yang hidup pasti mati. Namun, kematian sangatlah misterius. Selain waktu dan cara, kondisi kematian seseorang juga amat tak pasti. Akankah seseorang mati dalam keadaan yang baik (husnul khatimah) ataukah meninggalkan dunia dalam kondisi yang buruk (suul khatimah).
Maka di antara doa yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam adalah pinta agar diwafatkan dalam husnul khatimah dan dijauhkan dari suul khatimah.
Selain doa, ada kita-kiat yang bisa diupayakan guna menggapai husnul khatimah. Di antara kiat mendapatkan husnul khatimah ialah 8 langkah yang direkomendasikan oleh Dr ‘Umar ‘Abdul Kafi dalamal-Wa’dul Haq.
Tulus Terhadap Allah Ta’ala
Senantiasalah meluruskan niat dalam hidup. Ialah mengabdi kepada Allah Ta’ala. Menjadikan Dia sebagai satu-satu-Nya sesembahan dan tidak menjadikan sesuatu pun selain-Nya sebagai sekutu.
Lurusnya niat merupakan ajaran Nabi dan titik tekan pengajaran para ulama’. Ia harus murni. Tanpa campuran. Sebab sedikit pun kekotoran di dalamnya, ianya menjadikan sebuah amalan tertolak. Tidak mendapatkan apa-apa.
Sungguh, shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Ta’ala, Rabb semesta alam.
Perbarui Niat
Niat yang terletak di dalam hati senantiasa berubah. Ia dipengaruhi oleh banyak faktor hingga tidak tetap. Perbaruilah niat. Terus menerus. Sesering mungkin.
Jangan pernah lelah. Jangan pernah bosan.
Di antara kiat memperbarui niat ialah dengan menuliskan dan mengingat-ingat keburukan yang pernah dilakukan. Kemudian mereka menghisabnya pada malam hari, tatkala menuju tempat tidur.
“Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab,” demikian ini petuah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dari sahabat mulia ‘Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu.
Terus Beramal dan Rendah Diri
Manusia memiliki kecenderungan berbuat salah. Bahkan teramat sering hingga sukar dihitung.
Tatkala merasa salah, bersikaplah rendah diri di hadapan Allah Ta’ala. Hinakan diri sehina-hinanya di hadapan Allah Ta’ala Yang Mahamulia. Hanya dengan merasa hina di hadapan-Nyalah seorang hamba akan dilimpahi kemuliaan.
Kemudian buktikanlah taubat dengan amal shalih. Teruslah beramal. Beramallah dengan sebaik-baik amalan. Jangan biarkan berlalu sedetik pun, kecuali ada amal shalih yang dikerjakan.
Senantiasalah berada dalam kondisi demikian hingga Allah Ta’ala menaqdirkan kematian bagi kita.
Bergegas dalam Kebaikan
Terburu-buru dan menunda asalnya dari setan. Sedangkan bergegas dalam melakukan kebaikan atau meninggalkan keburukan adalah salah satu keutamaan bagi orang-orang yang beriman.
Abbas berkata sebagaimana disebutkan dalam Tafsir al-Qurthubi, “Suatu kebaikan tidak akan terwujud, kecuali dengan tiga hal; segera melakukan, menganggapnya kecil, dan menutupinya.”
Setelah bergegas, hendaknya kita tidak berpuas diri dengan amalan tersebut dan menganggapnya sebagai amalan yang kecil hingga diri senantiasa melakukannya. Selain itu, dianjurkan untuk menutupi amal. Sebab yang tersembunyi lebih dekat kepada keikhlasan.
Ikuti Jejak Nabi
Inilah sebaik-baik teladan. Beliaulah sosok yang tidak disangsikan lagi keshalihannya. Beliau merupakan pribadi penuh pesona, hidup dan matinya dalam kemuliaan. Beliaulah sosok yang wafat dalam keadaan husnul khatimah. Maka kita harus meneladaninya dalam berbagai aspek kehidupan agar kelak mendapatkan apa yang beliau gapai. Insya Allah.
Ingat Akhirat
Adalah seorang bijak yang pernah bertutur, “Jika sejenak saja kulupakan akhirat, hati ini menjadi rusak.”
Hadirkan akhirat dalam benak. Dekatkan gambaran akhirat di dalam pikiran. Senantiasalah berupaya agar pemandangan akhirat bersemayam di dalam hati. Dengan mengingat akhirat dan mengupayakan kehidupan abadi di dalamnya, dunia akan sirna dan tidak bermakna sedikit pun.
Perbaiki Kekurangan Diri
Inilah pekerjaan yang tidak akan pernah berakhir. Inilah pekerjaan utama orang beriman. Kesibukan yang tidak pernah berhenti. Memperbaiki diri yang memang banyak kekeliruan. Diri yang butuh diingatkan terus menerus. Tanpa henti.
Pegang Teguh Aqidah Islam
Senantiasalah berpedoman pada Islam dan tetap berada dalam naungannya hingga kematian menjelang. Berdoa dan berupayalah untuk mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah Ta’ala.
Dr ‘Umar ‘Abdul Kafi berkata, “Lakukan ini setiap waktu, bahkan setiap detik. Allah Ta’ala mengisahkan wasiat Nabi Ya’qub ‘Alaihis salam dan Nabi Ibrahim kepada anak-anaknya, ‘Dan Ibrahim telah mewasiatkan kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. Ibrahim berkata: Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu. Maka janganlah kamu mati, kecuali dalam memeluk agama Islam.’” (Qs. al-Baqarah [2]: 132)
Wallahu a’lam.
Sumber: kisahikmah.com